Jumat, 18 Juli 2014

CONTOH MAKALAH

Sedikit kita berbagi,mungkin bisa bermanfaat buat kita. pada kesempatan ini saya ingin berbagi ilmu dengan semuanya mengenai cara pembuatan makalah dan berikut saya berikan contoh makalah tentang olah raga


CONTOH MAKALAH


KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat beserta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Dengan selesainya tugas ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan memberikan motifasi atau dorongan sampai dengan  terselesaikannya tugas ini.
Penulis sadar tugas yang telah diselesaikan ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga apa yang telah penulis kerjakan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

                                                                                Tasikmalaya,Agustus 2012


                                                                                         Penulis












DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
BAB  I  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang …………………………………………………………….
1.2    Tujuan Penulisan …………………………………………………………..
BAB  II  ISI
2.1. Atletik
2.1.1.  Nomor Jalan ( Race Walking ) ……………………………………..
2.1.2.  Nomor Lari Jarak Pendek …………………………………………..
2.1.3.  Lari jarak menengah ………………………………………………..
2.1.4.  Nomor Lompat ……………………………………………………..
2.1.5.  Nomor Lempar ……………………………………………………..
2.1.6.  Contoh Lari Jarak Pendek ………………………………………….
2.1.7.      Nomor Lari Estafet ………………………………………………...
2.1.8.      Cara melakukan Lompat Jauh ……………………………………..
2.1.9.      Cara melakukan Lompat Tinggi Gaya Menggunting ……………...
2.1.10.  Cara Melakukan Lempar Lembing ………………………………...
2.1.11.  Cara Melakukan Tolak Peluru ……………………………………..
2.2. Bola Basket
2.2.1.  Sejarah Bola Basket ………………………………………………..
2.2.2.  Lapangan Permainan Bola Basket …………………………………
2.2.3.  Jumlah Pemain Bola Basket ……………………………………….
2.2.4.  Waktu Permainan …………………………………………………..
2.2.5.  Ukuran Papan Pantul ……………………………………………….
2.2.6.  Ukuran Bola Basket ………………………………………………..
2.2.7.  Teknik chest pass …………………………………………………..
2.2.8. Teknik Bounce pass ………………………………………………...
2.2.9.  Teknik Over Head Pass …………………………………………….
2.2.10. Underhand Pass ( Operan Bawah ) ………………………………..
2.2.11. Cara Menangkap Bola ……………………………………………..
2.2.12. Menggiring bola (dribbling ball) ………………………………….
BAB  III  PENUTUP
3.1.  Kesimpulan …………………………………………………………….....
3.2.  Saran …………………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan menengah atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.
Atletik merupakan terjemahan dari kata “TRACK” and FIELD, Track adalah lintasan dan Field adalah lapangan rumput. Jadi atletik adalah cabang olahraga yang dimainkan dilintasan dan lapangan rumput. Nomor yang diperlombakan pada lintasan adalah nomor lari sedangkan nomor yang dilombakan dilapangan adalah nomor lempar dan lompat.

1.2  Tujuan Penulisan
Disusunnya makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Selain itu, dengan ditulisnya makalah ini kita bias meningkatkan ilmu dan pengetahuan kita dibidang olahraga.















BAB II
ISI
2.1. Atletik
2.1.1. Nomor Jalan ( Race Walking )
Nomor-nomor jalan cepat
·           5 km,
·           10 km,
·           20 km, dan
·           50 km.

2.1.2. Nomor Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan. Pelarinya bisa juga disebut dengan sprinter
Nomor-Nomor Atletik
1. Nomor Lari
-. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
-. Lari jaraj menengah 800 , 1500 meter
-. Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km
secara teknis penggunaan start jongkok yang digunakan  sama. yang membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan.
-          Cara Melakukan Start Jongkok
Gerakan lari jarak pendek dibagi menjadi tiga tahap ialah: star, gerakan lari cepat (sprint), gerakan finis.



·           Start
Dalam perlombaan lari, ada tiga cara star, ialah :
- star berdiri (standing start)
- star jongkok (crouching start)
- start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estapet 4 x 100 m.
·           Teknik Start
Sikap start pada aba-aba bersedia
Perhatikan!!! Pada aba-aba bersedia pelari maju menuju garis start untuk menempatkan kaki tumpu pada balok start, kaki yang kuat diletakan di depan. letakkan tangan tepat di belakang garis start.
Hal-hal yang penting dalam sikap start:
1.  Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik, bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan lurus.
2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata memandang ke lintasan kira-kira 2m atau pandangan di antara kedua lengan menghadap garis star.
3. Tubuh rileks/ tidak kaku
4. Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.
5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung dari bentuk sikap yang dipegunakan:
·           Bunch start/start jongkok jarak pendek
Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm. ujung kaki belakang ditempatkan segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai.
·           Medium start/start jongkok jarak menengah
Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang di samping ujung kaki depan, jarak kaki dari garis star kira-kira kaki depan 37 cm, kaki belakng 85 cm, tergantung dari panjang tungkai.
·           longated start/start jongkok jarak jauh
Pada waktu sikap lutut, letak lutut kaki belakang di samping bagian belakang dari tumit kaki depan, jarak kaki dai agis star kira-kira: kaki depan 32 cm, kaki belakang 100 cm, tergantung dari panjang tungkai masing-masing pelari.
Gerakan pada aba-aba Siap
Angkat pinggul kearah atas hingga sidikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis punggung menurun kedepan. Berat badan lebih kedepan. jaga keseimbngan sampai aba-aba berikutnya bunyi pistol. Kepala rendah, leher tetap rileks (santai aja!), pandangan ke arah garis star di antara bawah tangan. Lengan tetap lurus/ siku jangan bengkok. Pada waktu mengangkat pinggul disertai dengan mengambil nafas dalam-dalam. yang paling penting konsentrasi penuh pada bunyi pistol/ bunyi sempritan atau bunyi lainya yang disepakati bersama.
Ayunkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat (gerakan lengan harus harmonis dengan gerak kaki). Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkadang lurus. kaki kanan melangkah secepat mungkin, serendah mungkin mencapai tanah pada langkah pertama. Berat badan harus meluncur lurus kedepan, dari sikap jongkok berubah kesikap lari, berat badan harus naik sedikit demi sedikit tidak langsung tegak, hindarkan gerakan ke samping. Langkah lari makin lama makin menjadi lebar, enam sampai sembilan langkah pertama merupak langkah peralihan. Bernafas seperti biasa, menahan nafas berarti menegakkan badan.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian sebelum melakukan star ialah pemanasan dengan sebaik-baiknya, merangsang persendian dan meregang otot-otot ditambah dengan gerakan lari cepat. Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya cidera otot.
·           Gerakan finis
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finis.
Lari terus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang, atau dalam bahasa jawa disebut ambyuk. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan, yang lazim disebut The String.
Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finis meupakan perjungan untuk mencapai kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan adalah kecepatan langkah, jangan menengok lawan, jangan melompat, dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finis.

2.1.3. Lari jarak menengah
Pada dasarnya, nomor lari dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1.      Lari jarak pendek (100 m, 200 m, 400 m, lari gawang, lari estafet)
  1. Lari jarak menengah (800 m dan 1,5 km)
  2. Lari jarak jauh (5 km, 10 km, lari marathon)



Lari jarak menengah memunyai gerakan yang berbeda dengan lari jarak pendek. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam lari jarak menengah, antara lain:
  1. Lari jarak menengah menggunakan start berdiri dengan aba-aba "bersedia... ya".
  2. Langkah kaki panjang/lebar, kecepatan langkah sedikit lebih lambat daripada lari jarak pendek, mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh.
  3. Pada saat di tikungan, usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan bagian dalam.
  4. Menjelang garis finish, usahakan lari sekuat tenaga dan berusaha mendahului lawan.
Beberapa prinsip gerak dalam lari jarak menengah:
  1. Lari dilakukan tidak secara maksimal seperti lari jarak pendek.
  2. Badan sedikit condong ke depan dengan sudut kurang lebih 10 derajat.
  3. Kedua tangan diayun secara santai sedikit di atas pinggang.
  4. Frekuensi langkah kaki tidak terlalu cepat.
Beberapa faktor penting dalam lari jarak menengah:
  1. Daya tahan (stamina) merupakan dasar dari kekuatan untuk menempuh jarak tertentu.
  2. Kecepatan (speed) merupakan faktor penting untuk menempuh jarak dalam waktu sesingkat mungkin.
  3. Gaya (style) merupakan gerakan tubuh yang terpadu sehingga menghasilkan gerakan lari yang harmonis dan serasi.
  4. Pertimbangan langkah (space judgement) merupakan perasaan yang dapat mempertimbangkan langkah.
  5. Kepemimpinan (leader ship) merupakan kepanduan dan kejelian untuk menggunakan strategi dan taktik.

2.1.4. Nomor Lompat
2.1.4.1.  Lompat Jauh
Tujuan dari lompat jauh adalah pencapaian jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu  pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada lompat.jauh.
2.1.4.2.  Lompat tinggi
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :
1.    Awalan yaitu dengan gerakan langkah dengan kecepatan yang konstan 3 langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang
2.    Sikap badan saat berada di atas mistar. disesuaikan dengan gaya/style yang digunakan
3.    Sikap badan saat waktu jatuh dan mendarat jika menggunakan matras yang standar maka mendarat tidak membahayakan si pelompat/atlit, tetapi apabila mendarat pada bak pasir harus diperhatikan cara mendarat yang benar agar tidak terjadi cidera
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Lari awalan yang terlalu cepat
2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan condong mendekati mistar.
5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak terlambat dari gerak angkat kaki akhir.
Hal – hal yang harus di utamakan :
1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.
5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan punggung di atas mistar.
7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).
8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
2.1.5.   Nomor Lempar
Nomor lempar pada atletik terdiri dari 4 macam, diantaranya :
1.         lempar lembing
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara
memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
2.         Lempar cakram
Lempar cakram merupakan salah satu nomor dalam perlombaan atletik lempar. Lempar cakram sudah dikenal mulai zaman purba oleh bangsa Yunani purba. Pada setiap olahraga Olympiade yang diselenggarakan oleh bangsa Yunani Purba. Nomor lempar cakram menjadi salah satu nomor yang dperlombakan. Cakram yang digunakan pada zaman purba dibuat dari logam dengan berat antara 3 sampai 9 ponds 91,36 – 4,08 kg)
Dalam Olympiade modern yang mulai diselenggarakan pada tahun 1896, nomor lempar cakram merupakan nomor lempar yang harus ada dalam setiap perlombaan atletik. Perlombaan lempar cakram untuk wanita baru mulai pada Olympiade IX tahun 1928 di Amsterdam. Cakram yang digunakan dalam perlombaan dibuat dari kayu berbingkai besi (logam). Berat cakram yang telah dibakukan (standart) untuk perlombaan bagi peserta wanita adalah 1 kg bagi peserta pria 2 kg.
3.         Tolak peluru
Salah satu cabang atletik pada nomor lempar adalah tolak peluru.Tujuan dari tolak peluru adalah melakukan tolakan yang sejauh – jauhnya secara sah dan benar menurut aturan yang ada dalam tolak peluru di bagi menjadi dua macam gaya .
1.      Gaya menyamping ( Ortodok )
2.      Gaya mebelakangi
Sarana dan prasarana
1.) Lapangan Tolak Peluru
Konsruksi lingkaran tolak peluru harus terbuat dari besi yang di lengkungkan, boleh dari baja atau bahan lain yang cocok.Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar rata dan antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Diameter Lingkaran lapangan tolak peluru 2,135 m.Tebal besi lingkaran  tolak peluru minimal 6 mm dan harus di cat putih.
2.) Peluru
a)  Peluru terbuat dari besi,kuningan atau logam lainnya dan peluru harus berupa bola dan permukaannya harus licin.
b) Berat peluru
·    Putra : 7,26
·      Putri  : 4,00
c) Garis Tengah
·    Putra : 110 mm – 130 mm
·    Putrid 95 mm – 110 mm
4.         lontar martil
a.      Tahap memegang martil
Tahap memegang martil merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan dalam cabang lontar martil.
Petunjuk pelaksanaan :
1.      Martil dipegang dengan dua tangan.
2.      Untuk melindungi tangan, biasanya tangan kiri pelontar menggunakan sarung tangan.
3.      Tungkai martil terletak pada sendi jari-jari tangan kiri dan jari-jari tangan kanan diatasnya.
b.    Tahap ayunan
Petunjuk pelaksanaan :
1.      Ayunan pendahuluan dimulai dari suatu posisi dibelakang lingkaran dengan punggung menghadap ke lingkaran untuk melontar.
2.      Kaki hendaknya dibuka secukupnya dengan kepala martil terletak ditengah dibelakang sebelah kanan.
3.      Gerakan melingkar dimulai dengan memutar tubuh menghadap ke kiri dan pada saat itu juga mengangkat lengan dan punggung.
4.      Kedua lengan mengayun martil selebar mungkin, lengan harus tetap lurus sampai satu titik tinggi diatas bahu kiri.
5.      Setelah mencapai titik tertinggi tadi, siku ditekukan dan punggung diputar ke belakang begitu gerakan kebawah martil dimulai.
6.      Selama gerakan mengayun, titik tertinggi martil dibiarkan terletak di kiri belakang dan titik terendah didepan kanan.
7.      Berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki lain, mendahului perpindahan arah martil.
c.       Tahap melontar
Petunjuk pelaksanaan :
1.      Tahap melontar dimulai ketika martil mencapai titik tertinggi dalam putaran martil.
2.      Ketika martil melampaui titik terendah, tubuh harus mulai berhenti berputar dan mulai mengangkat ke atas.
3.      Tenaga angkatan ini didapat dengan cara meluruskan kaki kiri sekuat tenaga, juga punggung, lengan dibiarkan pasif.
4.      Tarikan yang kuat oleh lengan kiri melengkapi pelepasan martil ini melalui bahu kiri.
5.      Kedua kaki harus terpantang kokoh diatas tanah pada saat martil dilepaskan.

2.1.6.      Contoh Lari Jarak Pendek
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Nomor lomba atau event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter. Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling nyata adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien dibutuhkan bagi berlari dengan kecepatan tinggi.
Contoh gambar lari jarak pendek 100 m


2.1.7.      Nomor Lari Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Contoh Gambar Lari Estafet
2.1.8.      Cara melakukan Lompat Jauh
Ada Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam awalan :
1.    Awalan yaitu gerakan yang dilakukan untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal. Awalan dilakukan dengan lari secepat – cepatnya serta tidak  mengubah langkah pada saat akan melompat,. Jarak awalan biasanya 30 – 50 meter.
2.    Setelah melakukan lari awalan selanjutnya melakukan tumpuan tepat pada balok/papan tumpuan
3.    Tolakan, yaitu dengan menolakan kaki tumpu sekuat - kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas(tinggi dan kedepan).
4.    Sikap badan diudara, yaitu harus diusahakan badan melayang Selama mungkin dan diusahakan badan tetap seimbang. Sikap badan waktu melayang di udara sesuai dengan gaya yang dipergunakan
5.    Sikap badan pada waktu jatuh/mendarat, yaitu si pelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan dan ngeper atau sedikit ditekuk pada lutut, dan badan agak condong ke depan untuk menjaga keseimbangan


Macam – macam gaya yang umum digunakan :
1. gaya jongkok atau Truck (kauer)
2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running in the air)
3. gaya menggantung atau melenting atau schnepper/hang.
Hal – hal yang perlu dihindari :
1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
4. Fase yang tidak seimbang.
5. Gerak kaki yang premature.
6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.

2.1.9.      Cara melakukan Lompat Tinggi Gaya Menggunting
Dalam lompat Tinggi ada beberapa gaya yang dilakukan, sebagai berikut:
1.      Gaya Gunting (Scissors)
Mendarat dengan cara berdiri. Dengan gerakan kaki saat melewati mistar seperti melangkahi mistar
2.  Gaya Guling sisi (Western Roll)
Saat di atas mistar posisi badan miring Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
3.  Gaya Guling (Straddle)
Saat di atas mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
4.  Gaya Fosbury Flop
Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat punggung
Mendarat dengan punggung dengan di awali lompatan membelakangi mistar berlari dari samping
2.1.10.  Cara Melakukan Lempar Lembing
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan untuk melakukan lempar lembing diantaranya :
1.         Cara Memegang Lembing
·         Cara Amerika dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
·         Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.
·         Cara yang lainnya yaitu adalah pegangan “V”.Tapi cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.
2.      Cara Membawa Lembing
·         Lembing di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas.
·         Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.
·         Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Contoh gambar cara melakukan lempar lembing

2.1.11.  Cara Melakukan Tolak Peluru
1)        Cara memegang peluru
a.       Peluru di letakkan pada pangkal jari –jari telapak tangan
b.      Jari telunjuk,jari tengah,dan jari kelingking merupakan titik bola yang utama
c.       Jari – jari tidak boleh berjauhan,jari kelingking dan Ibu jari menjaga peluru tidak bergeser atau jatuh,kemudian peluru di letakkan di atas bahu
d.      siku di angkat setinggi bahu,peluru bagian atas sedikit menempel pada rahang bawah
2) Sikap badan saat menolak
a. posisi badan membelakangi arah tolakan
b. berat badan di atas kaki kanan dengan cara membungkukkannya ke depan
c. Kaki kiri diangkat ke belakang dan berpijak pada ujung kaki.
d. siku lengan kiri di bengkokkan berada di depan
e. Jagalah keseimbangan bada
3) Cara Menolak
Pada posisi badan sudah tepat dan seimbang,mulai berkonsentrasi dengan mengayun – ayunkan kaki kiri ke muka dan ke belakang siap untuk melakukan tolakan. Geser kaki kanan ke depan dengan cepat ke belakang kea rah tolakan.Sewaktu kaki kanan mendarat di tengah – tengan lingkaran ,lutut kanan masih terlipat (setengah jongkok), telapak kaki kanan menumpu kuat di tanah.Badan masih berputar ke belakang siap untuk menolak kemudian luruskan lutut dengan tolakan yang kuat sambil memutar badan ke depan Lanjutkan dengan dorongan atau tolakan kuat tangan kanan kearah atas dengan sudut tolakan kurang lebih 450
Contoh Gambar cara melakukan tolak peluru

2.2. Bola Basket
2.2.1. Sejarah Bola Basket
 Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) diSpringfield,Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.



2.2.2. Lapangan Permainan Bola Basket
Lapangan Permainan bola basket adalah persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.

2.2.3. Jumlah Pemain Bola Basket
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.

2.2.4.  Waktu Permainan
Waktu permainan 4 X 10 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.


2.2.5. Ukuran Papan Pantul
Papan pantul dibuat dari kayu keras setebal 3 cm atau dari bahan transparant yang cocok. Papan pantul berukuran panjang 180 cm dan lebar 120 cm.. Tinggi papan, 275 cm dari permukaan lantai sampai ke bagian bawah papan, dan terletak tegak lurus 120 cm jaraknya dari titik tengah garis akhir lapangan.

2.2.6. Ukuran Bola Basket
Secara umum Ada tiga jenis ukuran bola basket, 5, 6, atau 7. Bola yang biasa dipakai adalah bola ukuran 7. Bola 5 biasa dipakai pada pertandingan resmi tingkat SD, bola 6 biasa dipakai pada pertandingan resmi tingkat SMP.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 – 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.

2.2.7. Teknik chest pass


Hand grip
·           Pegang bola dengan kedua tangan setinggi dada dan dekat dengan tubuh
·           Jari-jari terbuka menutup bagian samping dan belakang dari bola
Throwing
·           Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di depan.
·           Kedua lutut sedikit menekuk
·           Langkahkan kaki ke arah sasaran
·           Dorong bola dengan jari, pergelangan tangan dan tangan
Follow Through
·           Gerak lanjut posisi siku lurus dan posisi telapak tangan mengarah ke luar.
·           Putar bola dengan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari saat bola lepas dari tangan

2.2.8.  Teknik Bounce pass
sesuai namanya, bounce.. artinya memantul. maka bounce pass adalah memberikan bola ke kawan dengan cara dipantulkan ke tanah. teorinya adalah memantulkan ke tanah dengan titik pantul 2/3 jarak kita ke target kawan.
Cara – cara melakukan Bounce Pass diantaranya :
·           Pegang bola dengan kedua tangan setinggi dada dan dekat dengan tubuh
·           Jari-jari terbuka menutup bagian samping dan belakang dari bola
·           Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di depan.
·           Posisi badan agak sedikit membungkuk
·           Kedua lutut sedikit menekuk
·           Langkahkan kaki ke arah sasaran
·           Pantulkan Bola ke lantai

2.2.9.  Teknik Over Head Pass
Over head pass (operan di atas kepala) pelaksanaan  operan ini dimulai dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah di curi oleh lawan, kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dngan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah kepada target dan telapak tangan ke bawah.

2.2.10.  Underhand Pass ( Operan Bawah )
Underhand Pass yaitu operan yang dilakukan dari bagian bawah lawan. Sebelum melakukan operan ini biasanya pemain melakukan gerakan shooting tipuan agar lawan melakukan blok sehingga bagian bawah lawan terbuka.

2.2.11. Cara Menangkap Bola
 Menangkap bola (catching ball) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di depan dada. Perhatikan bola agar selalu dalam penguasaan. Rentangkan jari-jari tangna dan pergelangan tangan harus rileks untuk menjemput bola menggunakan telapak tangan. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola.

2.2.12. Menggiring bola (dribbling ball)
 Ditinjau dari strategi dan taktik permainan dribbling merupakan teknik dalam bola basket yang dapat mendukung terciptanya angka. Banyak manfaat yang diperoleh melalui dribble. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 174) bahwa, “tujuan dribbling adalah agar :
1.      lebih cepat menuju ke daerah lawan dalam usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan,
2.      lebih mudah menyusup dan menerobos ke daerah pertahanan lawan, dan untuk mengacaukan pertahanan lawan dan
3.      permainan lawan menjadi tidak berkembang, sehingga permainan menjadi terhambat”.
Banyak manfaat yang diperoleh dari dribble yaitu lebih cepat menuju ke keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk mengendalikan permainan. Namun di sisi lain, men-dribble bola secara berlebihan juga tidak baik untuk kepentingan timnya. Seperti dikemukakan Wissel Hal (2000 95) bahwa, “jika anda men-dribble terlalu banyak, maka tim cenderung tidak bergerak ini memudahkan lawan untuk menghadangnya”. Hal ini berarti, men-dribble bola berlebihan akan mcmudahkan lawan untuk menjaga teman seregunya karena tidak bergerak. Tidak menutup kemungkinan dribble yang berlebihan akan mudah direbut lawan dan pihak lawan akan dapat melakukan serangan balik.
Dribble dapat dilakukan dengan baik jika menguasai teknik yang baik dan benar. Untuk memperoleh kualitas dribble yang baik maka seorang pemain harus memahami dan menguasai teknik dribble. Soebagio Hartoko (1993: 36) memberikan petunjuk cara melakukan dribble sebagai berikut:
  • Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola.
  • Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki kanan
  • Condongkan badan ke depan mulai dan pinggang.
  • Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai permulaan sebaiknya mata masih melihat bola).
  • Gerakan lengan hampir sepenuhnya.
  • Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi pantulkan (tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelaragan tangan.
  • Jinakkan bola dengan sedikit mengkuti bergeraknya ke atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian dipantulkan kembali.
  • Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat, memulailah dengan bergerak maju.
  • Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah gerak.
  • Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju, mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan nntangan dan lawan.
Petunjuk cara melakukan dribble tersebut harus dipahami dan dikuasai setiap pemain bola basket agar diperoleh kualitas dribble yang baik dan benar. Di dalam pelaksaaaannya dribble dapat dilakukan dengan dribble bola tinggi dan dribble bola rendah, Hal ini didasarkan pada kebutuhannya dalam permainan. Seperti dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 229) bahwa, “sesuai dengan kebutuhannya jenis dribble ada dua cara yaitu: “(1) dribble bola tinggi (setinggi pinggang), (2) dribble bola rendah (setinggi lutut)”. Dribbling bola setinggi pinggang digunakan untuk kebutuhan maju cepat ke depan lurus. Sedangkan dribble readah digunakan untuk menerobos atau berbelok-belok sainbil mengontrol bola.












BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
   Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olah raga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olah raga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olah raga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Olah raga atletik dilakukan di lintasan dan lapangan. Lintasan digunakan untuk lari sedangkan lapangan digunakan untuk lempar dan lompat.
Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau kita tidak mengetahui sejarah atau riwayat istilah atletik dan perkembangannya sebagai suatu cabang olahraga mulai jaman purba sampai jaman modern ini. Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengetahuan, karena dengan mengetahui kejadian-kejadian masa lampau kita juga dapat mengambil hikmah dalam menentukan langkah-langkah yang akan datang.

3.2.    Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.



SEMOGA BERMANFAAT......AMIINN








i
ii

1
1


2
2
4
5
7
9
10
10
11
12
13

14
15
15
15
16
16
16
17
18
18
18
19

21
21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar