Sedikit kita berbagi,mungkin bisa bermanfaat buat kita. pada kesempatan ini saya ingin berbagi ilmu dengan semuanya mengenai cara pembuatan makalah dan berikut saya berikan contoh makalah tentang olah raga
CONTOH MAKALAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat beserta salam
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Dengan selesainya tugas ini penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan
memberikan motifasi atau dorongan sampai dengan terselesaikannya tugas ini.
Penulis sadar tugas yang telah diselesaikan
ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Semoga apa yang telah penulis kerjakan
ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya,Agustus 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Hal
|
|
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………….
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …………………………………………………………….
1.2 Tujuan Penulisan
…………………………………………………………..
BAB II ISI
2.1. Atletik
2.1.1. Nomor Jalan ( Race Walking )
……………………………………..
2.1.2. Nomor Lari Jarak Pendek …………………………………………..
2.1.3. Lari jarak menengah ………………………………………………..
2.1.4. Nomor
Lompat ……………………………………………………..
2.1.5. Nomor
Lempar ……………………………………………………..
2.1.6. Contoh
Lari Jarak Pendek ………………………………………….
2.1.7. Nomor
Lari Estafet ………………………………………………...
2.1.8. Cara
melakukan Lompat Jauh ……………………………………..
2.1.9. Cara
melakukan Lompat Tinggi Gaya Menggunting ……………...
2.1.10. Cara
Melakukan Lempar Lembing ………………………………...
2.1.11. Cara
Melakukan Tolak Peluru ……………………………………..
2.2. Bola Basket
2.2.1. Sejarah Bola Basket ………………………………………………..
2.2.2. Lapangan Permainan
Bola Basket …………………………………
2.2.3. Jumlah Pemain Bola Basket ……………………………………….
2.2.4. Waktu Permainan …………………………………………………..
2.2.5. Ukuran Papan Pantul ……………………………………………….
2.2.6. Ukuran Bola Basket ………………………………………………..
2.2.7. Teknik chest pass
…………………………………………………..
2.2.8. Teknik Bounce
pass ………………………………………………...
2.2.9. Teknik Over Head Pass
…………………………………………….
2.2.10. Underhand Pass ( Operan
Bawah ) ………………………………..
2.2.11. Cara
Menangkap Bola ……………………………………………..
2.2.12. Menggiring bola (dribbling ball) ………………………………….
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan …………………………………………………………….....
3.2. Saran …………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar
cabang olahraga (mother of sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam
atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar
cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan cabang
olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang
wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
tingkat sekolah lanjutan menengah atas, sesuai dengan SK Mendikbud No.
0413/U/87.
Atletik merupakan terjemahan dari kata “TRACK” and FIELD,
Track adalah lintasan dan Field adalah lapangan rumput. Jadi atletik adalah
cabang olahraga yang dimainkan dilintasan dan lapangan rumput. Nomor yang
diperlombakan pada lintasan adalah nomor lari sedangkan nomor yang dilombakan
dilapangan adalah nomor lempar dan lompat.
1.2 Tujuan Penulisan
Disusunnya makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan yang diberikan
oleh guru mata pelajaran. Selain itu, dengan ditulisnya makalah ini kita bias
meningkatkan ilmu dan pengetahuan kita dibidang olahraga.
BAB
II
ISI
2.1. Atletik
2.1.1. Nomor Jalan ( Race
Walking )
Nomor-nomor
jalan cepat
·
5
km,
·
10
km,
·
20
km, dan
·
50
km.
2.1.2. Nomor Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah berlari
dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, atau sampai jarak
yang telah ditentukan. Pelarinya bisa juga disebut dengan sprinter
Nomor-Nomor Atletik
1. Nomor Lari
-. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
-. Lari jaraj menengah 800 , 1500 meter
-. Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon
42,195 km
secara teknis penggunaan start jongkok yang
digunakan sama. yang membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan
tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus
ditempuh makin banyak tenaga yang harus dibutuhkan.
-
Cara Melakukan Start Jongkok
Gerakan
lari jarak pendek dibagi menjadi tiga tahap ialah: star, gerakan lari
cepat (sprint), gerakan finis.
·
Start
Dalam perlombaan lari, ada tiga cara star, ialah :
- star berdiri (standing start)
- star jongkok (crouching start)
- start melayang (flying start) dilakukan
hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estapet 4 x 100 m.
·
Teknik Start
Sikap start pada aba-aba bersedia
Perhatikan!!! Pada aba-aba bersedia pelari maju
menuju garis start untuk menempatkan kaki tumpu pada balok start, kaki yang
kuat diletakan di depan. letakkan tangan tepat di belakang garis start.
Hal-hal yang penting dalam sikap start:
1. Letak
tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V
terbalik, bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan lurus.
2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak
tegang, mata memandang ke lintasan kira-kira 2m atau pandangan di antara kedua
lengan menghadap garis star.
3. Tubuh rileks/ tidak kaku
4. Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.
5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung
dari bentuk sikap yang dipegunakan:
·
Bunch start/start jongkok jarak
pendek
Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm.
ujung kaki belakang ditempatkan segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap
berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki belakang
70 cm, tergantung dari panjang tungkai.
·
Medium start/start jongkok jarak
menengah
Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang
di samping ujung kaki depan, jarak kaki dari garis star kira-kira kaki depan 37
cm, kaki belakng 85 cm, tergantung dari panjang tungkai.
·
longated start/start jongkok jarak
jauh
Pada waktu sikap lutut, letak lutut kaki belakang di
samping bagian belakang dari tumit kaki depan, jarak kaki dai agis star
kira-kira: kaki depan 32 cm, kaki belakang 100 cm, tergantung dari panjang
tungkai masing-masing pelari.
Gerakan pada aba-aba Siap
Angkat pinggul kearah atas hingga sidikit lebih
tinggi dari bahu, jadi garis punggung menurun kedepan. Berat badan lebih
kedepan. jaga keseimbngan sampai aba-aba berikutnya bunyi pistol. Kepala
rendah, leher tetap rileks (santai aja!), pandangan ke arah garis star di
antara bawah tangan. Lengan tetap lurus/ siku jangan bengkok. Pada waktu
mengangkat pinggul disertai dengan mengambil nafas dalam-dalam. yang paling
penting konsentrasi penuh pada bunyi pistol/ bunyi sempritan atau bunyi lainya
yang disepakati bersama.
Ayunkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke
belakang kuat-kuat (gerakan lengan harus harmonis dengan gerak kaki). Kaki kiri
menolak kuat-kuat sampai terkadang lurus. kaki kanan melangkah secepat mungkin,
serendah mungkin mencapai tanah pada langkah pertama. Berat badan harus
meluncur lurus kedepan, dari sikap jongkok berubah kesikap lari, berat badan
harus naik sedikit demi sedikit tidak langsung tegak, hindarkan gerakan ke
samping. Langkah lari makin lama makin menjadi lebar, enam sampai sembilan
langkah pertama merupak langkah peralihan. Bernafas seperti biasa, menahan
nafas berarti menegakkan badan.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian sebelum
melakukan star ialah pemanasan dengan sebaik-baiknya, merangsang
persendian dan meregang otot-otot ditambah dengan gerakan lari cepat. Hal itu
dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya cidera otot.
·
Gerakan finis
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu
pelari mencapai finis.
Lari terus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang, atau dalam bahasa jawa disebut ambyuk. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan, yang lazim disebut The String.
Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finis meupakan
perjungan untuk mencapai kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu
diperhatikan adalah kecepatan langkah, jangan menengok lawan, jangan melompat,
dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finis.
2.1.3. Lari jarak menengah
Pada dasarnya, nomor lari dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1. Lari jarak pendek (100 m, 200 m, 400
m, lari gawang, lari estafet)
Lari jarak
menengah memunyai gerakan yang berbeda dengan lari jarak pendek. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam lari jarak menengah, antara lain:
Beberapa prinsip gerak dalam lari jarak menengah:
Beberapa faktor penting dalam lari jarak menengah:
2.1.4. Nomor Lompat
2.1.4.1.
Lompat Jauh
Tujuan dari lompat jauh adalah pencapaian jarak
lompatan yang sejauh jauhnya. Untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih
dahulu pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada lompat.jauh.
2.1.4.2.
Lompat tinggi
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai
lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya dengan lompat
jauh, yaitu memerlukan :
1.
Awalan yaitu dengan gerakan langkah
dengan kecepatan yang konstan 3 langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan
sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang
2.
Sikap badan saat berada di atas mistar.
disesuaikan dengan gaya/style yang digunakan
3.
Sikap badan saat waktu jatuh dan
mendarat jika menggunakan matras yang standar maka mendarat tidak membahayakan
si pelompat/atlit, tetapi apabila mendarat pada bak pasir harus diperhatikan
cara mendarat yang benar agar tidak terjadi cidera
Hal
– hal yang perlu diperhatikan :
1.
Lari awalan yang terlalu cepat
2.
Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3.
Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4.
Badan condong mendekati mistar.
5.
Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6.
Melewati mistar dalam posisi duduk.
7.
Membuat lengkung badan terlalu awal.
8.
Gerak terlambat dari gerak angkat kaki akhir.
Hal
– hal yang harus di utamakan :
1.
Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2.
Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3.
Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4.
Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak
meninggalkan tanah.
5.
Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6.
Lengkungkan punggung di atas mistar.
7.
Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun
(bebas).
8.
Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
2.1.5. Nomor
Lempar
Nomor lempar
pada atletik terdiri dari 4 macam, diantaranya :
1.
lempar lembing
Lempar
lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik,
prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik
dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara
memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
2.
Lempar cakram
Lempar
cakram merupakan salah satu nomor dalam perlombaan atletik lempar. Lempar
cakram sudah dikenal mulai zaman purba oleh bangsa Yunani purba. Pada setiap
olahraga Olympiade yang diselenggarakan oleh bangsa Yunani Purba. Nomor lempar
cakram menjadi salah satu nomor yang dperlombakan. Cakram yang digunakan pada
zaman purba dibuat dari logam dengan berat antara 3 sampai 9 ponds 91,36 – 4,08
kg)
Dalam
Olympiade modern yang mulai diselenggarakan pada tahun 1896, nomor lempar
cakram merupakan nomor lempar yang harus ada dalam setiap perlombaan atletik.
Perlombaan lempar cakram untuk wanita baru mulai pada Olympiade IX tahun 1928
di Amsterdam. Cakram yang digunakan dalam perlombaan dibuat dari kayu
berbingkai besi (logam). Berat cakram yang telah dibakukan (standart) untuk
perlombaan bagi peserta wanita adalah 1 kg bagi peserta pria 2 kg.
3.
Tolak peluru
Salah
satu cabang atletik pada nomor lempar adalah tolak peluru.Tujuan dari tolak
peluru adalah melakukan tolakan yang sejauh – jauhnya secara sah dan benar
menurut aturan yang ada dalam tolak peluru di bagi menjadi dua macam gaya .
1. Gaya
menyamping ( Ortodok )
2. Gaya
mebelakangi
Sarana dan prasarana
1.)
Lapangan Tolak Peluru
Konsruksi
lingkaran tolak peluru harus terbuat dari besi yang di lengkungkan, boleh dari
baja atau bahan lain yang cocok.Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar
rata dan antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Diameter
Lingkaran lapangan tolak peluru 2,135 m.Tebal besi lingkaran tolak peluru
minimal 6 mm dan harus di cat putih.
2.)
Peluru
a) Peluru terbuat dari besi,kuningan atau logam
lainnya dan peluru harus berupa bola dan permukaannya harus licin.
b) Berat peluru
· Putra : 7,26
· Putri : 4,00
c) Garis Tengah
· Putra : 110 mm – 130 mm
· Putrid 95 mm – 110 mm
4.
lontar martil
a. Tahap
memegang martil
Tahap
memegang martil merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan dalam cabang
lontar martil.
Petunjuk pelaksanaan :
1.
Martil
dipegang dengan dua tangan.
2.
Untuk
melindungi tangan, biasanya tangan kiri pelontar menggunakan sarung tangan.
3.
Tungkai
martil terletak pada sendi jari-jari tangan kiri dan jari-jari tangan kanan
diatasnya.
b. Tahap
ayunan
Petunjuk
pelaksanaan :
1.
Ayunan
pendahuluan dimulai dari suatu posisi dibelakang lingkaran dengan punggung
menghadap ke lingkaran untuk melontar.
2.
Kaki
hendaknya dibuka secukupnya dengan kepala martil terletak ditengah dibelakang
sebelah kanan.
3.
Gerakan
melingkar dimulai dengan memutar tubuh menghadap ke kiri dan pada saat itu juga
mengangkat lengan dan punggung.
4.
Kedua
lengan mengayun martil selebar mungkin, lengan harus tetap lurus sampai satu
titik tinggi diatas bahu kiri.
5.
Setelah
mencapai titik tertinggi tadi, siku ditekukan dan punggung diputar ke belakang
begitu gerakan kebawah martil dimulai.
6.
Selama
gerakan mengayun, titik tertinggi martil dibiarkan terletak di kiri belakang
dan titik terendah didepan kanan.
7.
Berat
badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki lain, mendahului perpindahan arah
martil.
c.
Tahap melontar
Petunjuk pelaksanaan :
1.
Tahap
melontar dimulai ketika martil mencapai titik tertinggi dalam putaran martil.
2.
Ketika
martil melampaui titik terendah, tubuh harus mulai berhenti berputar dan mulai
mengangkat ke atas.
3.
Tenaga
angkatan ini didapat dengan cara meluruskan kaki kiri sekuat tenaga, juga
punggung, lengan dibiarkan pasif.
4.
Tarikan
yang kuat oleh lengan kiri melengkapi pelepasan martil ini melalui bahu kiri.
5.
Kedua
kaki harus terpantang kokoh diatas tanah pada saat martil dilepaskan.
2.1.6.
Contoh
Lari Jarak Pendek
Lari cepat atau
sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan
maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter
masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau
lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh
yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.
Nomor lomba atau
event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet senior hanya
dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter. Kepentingan
relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam
sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling
nyata adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari
kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang
halus, lancar-efisien dibutuhkan bagi berlari dengan kecepatan tinggi.
Contoh gambar lari jarak pendek 100
m
2.1.7.
Nomor
Lari Estafet
Lari sambung
atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang
dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung
terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari
lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke
pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4
x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik
saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau
daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Contoh Gambar Lari Estafet
2.1.8.
Cara
melakukan Lompat Jauh
Ada Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
awalan :
1.
Awalan yaitu gerakan yang dilakukan
untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal. Awalan dilakukan dengan lari secepat
– cepatnya serta tidak mengubah langkah pada saat akan melompat,. Jarak
awalan biasanya 30 – 50 meter.
2.
Setelah melakukan lari awalan
selanjutnya melakukan tumpuan tepat pada balok/papan tumpuan
3.
Tolakan, yaitu dengan menolakan kaki
tumpu sekuat - kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas(tinggi
dan kedepan).
4.
Sikap badan diudara, yaitu harus
diusahakan badan melayang Selama mungkin dan diusahakan badan tetap seimbang.
Sikap badan waktu melayang di udara sesuai dengan gaya yang dipergunakan
5.
Sikap badan pada waktu jatuh/mendarat,
yaitu si pelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan kedua kaki secara
bersamaan dan ngeper atau sedikit ditekuk pada lutut, dan badan agak condong ke
depan untuk menjaga keseimbangan
Macam – macam gaya yang umum digunakan :
1. gaya
jongkok atau Truck (kauer)
2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running
in the air)
3. gaya menggantung atau melenting atau
schnepper/hang.
Hal – hal yang perlu dihindari :
1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir
sebelum bertolak.
2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak
memadai.
3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
4. Fase yang tidak seimbang.
5. Gerak kaki yang premature.
6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
2.1.9.
Cara
melakukan Lompat Tinggi Gaya Menggunting
Dalam lompat Tinggi ada beberapa gaya yang dilakukan, sebagai
berikut:
1.
Gaya
Gunting (Scissors)
Mendarat dengan cara berdiri.
Dengan gerakan kaki saat melewati mistar seperti melangkahi mistar
2. Gaya
Guling sisi (Western Roll)
Saat di atas mistar
posisi badan miring Pada gaya ini sama dengan gaya gunting,
yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun
kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
3. Gaya Guling (Straddle)
Saat
di atas mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu
pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki
ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas
mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada
waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan
kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung
tangan dan berakhir pada bahu.
4. Gaya Fosbury Flop
Posisi
badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat
punggung
Mendarat
dengan punggung dengan di awali lompatan membelakangi mistar berlari dari
samping
2.1.10.
Cara
Melakukan Lempar Lembing
Ada beberapa
cara yang perlu diperhatikan untuk melakukan lempar lembing diantaranya :
1.
Cara
Memegang Lembing
·
Cara
Amerika dilakukan
dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari
telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian
permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing
dengan longgar.
·
Cara
Finlandia dilakukan
dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari
tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan
agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan
lembing dengan longgar.
·
Cara
yang lainnya yaitu adalah pegangan “V”.Tapi cara ini sudah jarang dipakai
karena dianggap tidak menguntungkan.
2.
Cara
Membawa Lembing
·
Lembing
di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas.
·
Lembing
dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap
kearah depan serong atas.
·
Lembing
dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.
Contoh gambar cara melakukan lempar
lembing
2.1.11.
Cara
Melakukan Tolak Peluru
1)
Cara memegang
peluru
a. Peluru di letakkan pada pangkal jari
–jari telapak tangan
b. Jari telunjuk,jari tengah,dan jari
kelingking merupakan titik bola yang utama
c. Jari – jari tidak boleh
berjauhan,jari kelingking dan Ibu jari menjaga peluru tidak bergeser atau jatuh,kemudian
peluru di letakkan di atas bahu
d. siku di angkat setinggi bahu,peluru
bagian atas sedikit menempel pada rahang bawah
2) Sikap badan saat menolak
a. posisi badan membelakangi arah
tolakan
b. berat badan di atas kaki kanan
dengan cara membungkukkannya ke depan
c. Kaki kiri diangkat ke belakang
dan berpijak pada ujung kaki.
d. siku lengan kiri di bengkokkan
berada di depan
e. Jagalah keseimbangan bada
3) Cara Menolak
Pada
posisi badan sudah tepat dan seimbang,mulai berkonsentrasi dengan mengayun – ayunkan
kaki kiri ke muka dan ke belakang siap untuk melakukan tolakan. Geser kaki
kanan ke depan dengan cepat ke belakang kea rah tolakan.Sewaktu kaki kanan
mendarat di tengah – tengan lingkaran ,lutut kanan masih terlipat (setengah
jongkok), telapak kaki kanan menumpu kuat di tanah.Badan masih berputar ke
belakang siap untuk menolak kemudian luruskan lutut dengan tolakan yang kuat
sambil memutar badan ke depan Lanjutkan dengan dorongan atau tolakan kuat
tangan kanan kearah atas dengan sudut tolakan kurang lebih 450
Contoh Gambar cara melakukan tolak
peluru
2.2. Bola Basket
2.2.1. Sejarah Bola Basket
Basket
dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh
seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru
Olahraga asal Kanada
yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA
(sebuah wadah pemuda umat Kristen) diSpringfield,Massachusetts, harus membuat
suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa
liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia
mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang
dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.
2.2.2. Lapangan Permainan Bola Basket
Lapangan
Permainan bola basket adalah persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan
yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14 meter. Tiga buah lingkaran yang
terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Panjang
papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian
luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter
sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Jarak
lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak
papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket
memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke
garis akhir adalah 1 meter.
Panjang
garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran
lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu
6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.
2.2.3. Jumlah Pemain Bola Basket
Jumlah
pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan
cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2
orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.
2.2.4.
Waktu Permainan
Waktu
permainan 4 X 10 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu
istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan
harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan
terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5
detik.
2.2.5.
Ukuran Papan Pantul
Papan
pantul dibuat dari kayu keras setebal 3 cm atau dari bahan transparant yang
cocok. Papan pantul berukuran panjang 180 cm dan lebar 120 cm.. Tinggi papan,
275 cm dari permukaan lantai sampai ke bagian bawah papan, dan terletak tegak
lurus 120 cm jaraknya dari titik tengah garis akhir lapangan.
2.2.6.
Ukuran Bola Basket
Secara
umum Ada tiga jenis ukuran bola basket, 5, 6, atau 7. Bola yang biasa dipakai
adalah bola ukuran 7. Bola 5 biasa dipakai pada pertandingan resmi tingkat SD,
bola 6 biasa dipakai pada pertandingan resmi tingkat SMP.
Keliling
bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan
berat bola adalah 600 – 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80
meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 –
1,40 meter.
2.2.7. Teknik chest pass
• Throwing
Hand grip
·
Pegang bola dengan kedua tangan setinggi dada
dan dekat dengan tubuh
·
Jari-jari terbuka menutup bagian samping dan
belakang dari bola
Throwing
·
Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di
depan.
·
Kedua lutut sedikit menekuk
·
Langkahkan kaki ke arah sasaran
·
Dorong bola dengan jari, pergelangan tangan dan
tangan
Follow Through
·
Gerak lanjut posisi
siku lurus dan posisi telapak tangan mengarah ke luar.
·
Putar bola dengan jari
telunjuk, jari tengah, dan ibu jari saat bola lepas dari tangan
2.2.8. Teknik
Bounce pass
sesuai namanya, bounce.. artinya memantul. maka bounce pass
adalah memberikan bola ke kawan dengan cara dipantulkan ke tanah. teorinya
adalah memantulkan ke tanah dengan titik pantul 2/3 jarak kita ke target kawan.
Cara – cara melakukan Bounce Pass diantaranya :
·
Pegang bola dengan kedua tangan setinggi dada
dan dekat dengan tubuh
·
Jari-jari terbuka menutup bagian samping dan
belakang dari bola
·
Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di
depan.
·
Posisi badan agak sedikit membungkuk
·
Kedua lutut sedikit menekuk
·
Langkahkan kaki ke arah sasaran
·
Pantulkan Bola ke lantai
2.2.9. Teknik Over Head Pass
Over
head pass (operan di atas kepala) pelaksanaan
operan ini dimulai dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di
atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa
bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan
operan dengan cepat, dan mudah di curi oleh lawan, kaki melangkah ke depan
sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dngan bertumpu pada kaki, kemudian
dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari
mengarah kepada target dan telapak tangan ke bawah.
2.2.10.
Underhand Pass ( Operan Bawah )
Underhand
Pass yaitu operan yang dilakukan dari bagian bawah lawan. Sebelum
melakukan operan ini biasanya pemain melakukan gerakan shooting tipuan agar
lawan melakukan blok sehingga bagian bawah lawan terbuka.
2.2.11. Cara Menangkap
Bola
Menangkap bola (catching ball) terdiri
dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di
depan dada. Perhatikan bola agar selalu dalam penguasaan. Rentangkan jari-jari tangna
dan pergelangan tangan harus rileks untuk menjemput bola menggunakan telapak
tangan. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera
melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola.
2.2.12. Menggiring bola (dribbling
ball)
Ditinjau
dari strategi dan taktik permainan dribbling merupakan teknik dalam bola basket
yang dapat mendukung terciptanya angka. Banyak manfaat yang diperoleh melalui
dribble. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 174) bahwa, “tujuan
dribbling adalah agar :
1.
lebih cepat menuju ke daerah lawan dalam
usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan,
2.
lebih mudah menyusup dan menerobos ke
daerah pertahanan lawan, dan untuk mengacaukan pertahanan lawan dan
3.
permainan lawan menjadi tidak
berkembang, sehingga permainan menjadi terhambat”.
Banyak manfaat yang diperoleh dari dribble yaitu
lebih cepat menuju ke keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk
mengendalikan permainan. Namun di sisi lain, men-dribble bola secara berlebihan
juga tidak baik untuk kepentingan timnya. Seperti dikemukakan Wissel Hal (2000
95) bahwa, “jika anda men-dribble terlalu banyak, maka tim cenderung tidak
bergerak ini memudahkan lawan untuk menghadangnya”. Hal ini berarti,
men-dribble bola berlebihan akan mcmudahkan lawan untuk menjaga teman seregunya
karena tidak bergerak. Tidak menutup kemungkinan dribble yang berlebihan akan
mudah direbut lawan dan pihak lawan akan dapat melakukan serangan balik.
Dribble dapat dilakukan dengan baik jika menguasai
teknik yang baik dan benar. Untuk memperoleh kualitas dribble yang baik maka
seorang pemain harus memahami dan menguasai teknik dribble. Soebagio Hartoko
(1993: 36) memberikan petunjuk cara melakukan dribble sebagai berikut:
Petunjuk cara melakukan dribble tersebut harus
dipahami dan dikuasai setiap pemain bola basket agar diperoleh kualitas dribble
yang baik dan benar. Di dalam pelaksaaaannya dribble dapat dilakukan dengan
dribble bola tinggi dan dribble bola rendah, Hal ini didasarkan pada
kebutuhannya dalam permainan. Seperti dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 229)
bahwa, “sesuai dengan kebutuhannya jenis dribble ada dua cara yaitu: “(1)
dribble bola tinggi (setinggi pinggang), (2) dribble bola rendah (setinggi
lutut)”. Dribbling bola setinggi pinggang digunakan untuk kebutuhan maju cepat
ke depan lurus. Sedangkan dribble readah digunakan untuk menerobos atau berbelok-belok
sainbil mengontrol bola.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olah
raga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan
lompat. Atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti
"kontes". Atletik merupakan cabang olah raga yang diperlombakan pada
olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olah raga atletik di
Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Olah raga atletik
dilakukan di lintasan dan lapangan. Lintasan digunakan untuk lari sedangkan
lapangan digunakan untuk lempar dan lompat.
Untuk dapat
memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap kalau kita tidak
mengetahui sejarah atau riwayat istilah atletik dan perkembangannya sebagai
suatu cabang olahraga mulai jaman purba sampai jaman modern ini. Memahami
sejarah tidak hanya sekedar untuk pengetahuan, karena dengan mengetahui
kejadian-kejadian masa lampau kita juga dapat mengambil hikmah dalam menentukan
langkah-langkah yang akan datang.
3.2. Saran
Demikian yang dapat
penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
SEMOGA BERMANFAAT......AMIINN
|
i
ii
1
1
2
2
4
5
7
9
10
10
11
12
13
14
15
15
15
16
16
16
17
18
18
18
19
21
21
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar